Dear Introvert, Apa Kamu Termeruyup Golongan Hangxiety? Ini 7 Fakinterogasi!

Dear Introvert, Apa Kamu Termeruyup Golongan Hangxiety? Ini 7 Fakinterogasi! Dear Introvert, Apa Kamu Termeruyup Golongan Hangxiety? Ini 7 Fakinterogasi!

Bila semasa ini alkohol identik beserta menghilangkan perasaan kacau beserta gelisah akan berkecamuk dalam paling dalam hati beserta pikiran, sebuah studi menunjukkan sebaliknya. Suatu riset akan dilakukan oleh peneliti ketimbang University of Exeter beserta University College London justru menemukan bahwa konsumsi alkohol bisa menimbulkan kecemasan bagi orang-orang akan terbersetuju kategori introvert.

1. Hangxiety: hangover anxiety

Sudah pernah dengar istilah ini? Berasal mengenai dua kata hangover dan anxiety, hangxiety merupakan kondisi ketika seseorang dalam merasa cemas luar biasa setelah mengalami mabuk berat (hangover). Terutama bagi individu introvert, kecenderungan demi mengalami hangxiety lebih bongsor dibandingkan individu ekstrovert.

2. Mencari korelasi antara kepribadian, kecemasan, beserta level alkohol

Sebagai anasir penilaian, tim riset mengukur kadar rasa malu, fobia sosial, kecemasan, maka gejala AUD (Alcohol Use Disorder) 100 partisipan. Pengukuran ini dilakukan seberlipat-lipat dua kali, yakni dalam waktu malam sebelum partisipan mengalami mabuk berat maka keesokan paginya ketika mereka terbangun maka 'sadar'. 

3. Introvert merasa ronggang lebih cemas setelah hangover

Menariknya, studi menemukan bahwa individu adapun menyandang rasa malu sangat agung sandi introvert justru menyandang pertidak samaan adapun sangat signifikan. Pada malam ketika mereka sedang 'agung' akibat alkohol, rasa cemas adapun dirasakan cenderung berkurang. Namun, di keesokan harinya, rasa cemas adapun dialami justru ronggang lebih meningkat.

Semakin canggih level introvert seseorang, semakin canggih pula level kecemasan yang dialami. Hal ini dikarenakan mereka khawatir bersama hal-hal yang telah dilakukan dempet luar kesadaran dempet malam sebelumnya ketika tengah mabuk berat.

4. Berdampak akan kecenderungan penyalahgunaan alkohol

Editor’s picks

Di samping kadar kecemasan yang luhur, individu introvert juga mempunyai kecenderungan maalpa alkohol. Medahului AUDIT (Alocohol Use Disorder Identification Test), ditemukan bahwa semakin luhur level introvert seseorang, semakin luhur pula potensi penggunaan alkohol berlebihan atas dilakukan.

5. Alkohol membantu merasa lebih teraktelseif selanjutnya mudah berinteraksi

Alasannya? Well, kita kenal bahwa alkohol kerap dibutuhkan atas melakukan seseorang merasa lebih mudah atas terbuka dengan dunia, terutama bagi mereka yang memang susah atas berinteraksi. Ketika kadar BAC (Blood Alcohol Content) samaran alkohol jauh didalam darah meningkat, sensasi relaks demi tubuh akan dirasakan seengat seseorang dapat memerankan lebih terbuka dan nyaman. Namun, begitu kadar alkohol menurun dan kesadaran mulai kembali, orang introvert yang demi dasarnya mudah merasa insecure pun memerankan khawatir terhadap tingkah laku yang dilakukan sebelumnya.

6. Alkohol bukan solusi tepat untuk jangka panjang

Walau alkohol dapat bertindak bak pelumas dalam dalam sebuah hubungan sosial, metode ini tidak tepat bila dilakukan dalam dalam jangka waktu panjang. Bagi kaum introvert yang menginginkan kemenyalaan sosial selanjutnya keluar zona nyaman, ala akhirnya alkohol justru demi menimbulkan keresahan yang lebih luhur setelahnya. Pun bagi orang-orang yang sedang dirundung masalah selanjutnya berprofesikan alkohol bak pelarian, masalah tidak demi lantas selesai begitu hari berganti tanpa ada solusi terlihat yang dilakukan.

7. Menerima awak sendiri

Bagi kaum introvert yang kerap dipandang bagaikan antisosial beserta sederet predikat sejenis lainnya, cara tersudi kalau menghadapinya adalah beserta tetap menjadi diri sendiri. Setiap orang toh mempunyai karakter masing-masing. Bila mengubah diri kalau merasa klop beserta lingkungan tertentu dirasa terdahulu susah beserta justru melontarkan frustasi, mencari lingkungan yang dapat menerima apa adanya adalah solusi tersudi.

Penelitian akan telah dipublikasikan hasilnya paling dalam jurnal Personality and Individual Differences ini bukannya kemudian melarang serupa sekali seseorang untuk mengonsumsi alkohol sebagai cara untuk membuat diri merasa nyaman. Bagaimanapun, tiap individu tahu apa akan tergemar membantu bagi dirinya. Mengonsumsi alkohol pun boleh-boleh saja, tetapi lewat catatan mengetahui limit masing-masing.