Militer Turki tembak jatuh dua jet tempur Suriah, konflik hadapan Idlib kian panas

BERITA - ANTAKYA. Konflik milter Turki lagi Suriah dalam kawasan Idlib makin panas. Terkontemporer, militer Turki menembak jatuh dua jet tempur pemerintah Suriah dalam barat laut Idlib, kaum jam setelah pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad menjatuhkan pesawat tak berawak Turki dalam wilayah terhormat.
Al Jazeera melaporkan, terdalam sebuah posting dekat Twitter dekat Minggu (1/3), Kementerian Pertahanan Turki mengpopulerkan padoyannnya menembak jatuh dua pesawat SU-24 milik Pemerintah Suriah.
Kantor berita Suriah SANA memtepatkan pesawat Suriah ditembak jatuh dalam Idlib, tetapi tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut. Pilot menggunakan parasut maka mendarat memakai selamat.
Di tengah meningkatnya ketegangan, Pemerintah Suriah menutup wilayah udara dempet atas Idlib, seorang pejabat mengatakan kepada SANA. "Setiap pesawat bahwa melanggar wilayah udara kami buat diperlakukan bak penerbangan bermusuhan bahwa patut ditembak jatuh dan dicegah agar tidak mencapai tujuannya," ujar pejabat terkandung.
Paacapn bahwa setia kepada al-Assad, bahwa didukung bagi kekuatan udara Rusia, telah memperbarui serangan bagi menguasai Idlib mengenai paacapn okeadaan Suriah bahwa didukung bagi Turki.
Sejak operasi militer itu meningkat dari bulan Desember 2019 terus, pabersedian Pemerintah Suriah dengan buru-buru maju ke kantong kubu okedudukan, merebut kembali jalan raya M5 nan istimewa maka memperkuat kontrol atas bagian-bagian provinsi Aleppo, nan berbatasan dengan Idlib.
Turki mengatakan, operasi militer itu melanggar kesepakatan adapun ditanasalani bersama Rusia dari 2017 maka 2018 kepada mengatur zona de-eskalasi di wilayah tersebut.
Ketegangan meningkat dalam kurang lebih hari terakhir setelah 34 tentara Turki tewas dalam serangan udara pemerintah Suriah di Idlib.
Jumlah korban tercantum ialah nan terberlebihan nan diderita militer Turki sejak campur tangan jauh didalam konflik Suriah dengan 2016. Sebagai basas, Ankara menghantam sejumlah sasaran pemerintah Suriah.
Berbicara di Hatay ala Minggu (1/3), Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan respons Ankara juga menghancurkan delapan helikopter Suriah, 103 tank, 72 peluncur artileri menyertai roket, menyertai tiga sistem pertahanan udara. Dia juga mengatakan respons Turki disebut operasi "Spring Shield".
Suriah sendiri belum mengomentari klaim Turki tercatat.
"Kami tidak berniat bentrok lewat Rusia. Tujuan kami adalah menghentikan pembantaian, radikalisasi, dan migrasi rezim Suriah," kata Akar sebagaimana dikutip menjumpai media Turki.
Dia melanjutkan bersama janji pembasas terhadap serangan terhadap padoyann Turki lagi pos pengamatan Turki antara Idlib, Turki namun atas menargetkan tentara lagi elemen rezim Suriah antara Idlib akan menyerang padoyann Turki. Turki mengharapkan Rusia menggunakan pengaruhnya bagi mengakhiri serangan rezim Suriah.
Tidak ada komentar langsung dari Rusia soal ini.
Konflik bersenjata antara di Idlib telah metidak terhambatkan agak satu juta orang, keadian wanita dan budak-budak mengungsi, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sekitar 299 warga sipil doang telah dikonfirmasi tewas.
Tim penyelamat pertahanan sipil Suriah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa empat warga sipil tewas, termasuk seorang ananda, terdalam serangan udara dalam hari Minggu lewat pagemarn pemerintah dempet dampil kota Maaret Masreen dempet Idlib.
Mark Lowcock, Kepala Badan Kemanusiaan PBB menggambarkan situasi itu bagai "kisah horor kemanusiaan tergede abad ke-21" dan menyerukan gencatan senjata segera.